Dua orang itu tidak pernah saling memahami, hanya memendam rasa yang terlanjur mati.
Dia berjalan mendekatiku. Tubuhku mulai tak karuhan. Segala rasaku akan aku pertaruhkan hari itu juga. Senyumnya yang sekarang ada akan tetap di sampingku malam ini saja. Tubuhnya yang duduk disampingku akan tetap menjadi kenangan yang paling indah yang pernah aku dapatkan darinya. Sementara detak jantungku semakin lama sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Ada hening yang kadang menyapa kita kala itu. Sampai beberapa menit berlalu dan akhirnya kita saling membicarakan hal yang lucu, aneh dan tidak jelas. Sikapmu yang lebih misterius dari semua lelaki yang pernah aku kenal adalah sikap tenangmu. Tapi satu hal yang kadang aku ingin ubah dariku adalah sifatmu yang pendiam. Tunggu, tapi itu bukan hal yang penting. Sementara kamu masih sibuk berusaha mencari topik pembicaraan , mungkin aku juga terlalu sibuk berpura-pura tenang duduk disampingmu.
Satu hal yang tidak pernah kamu tahui dariku adalah jiwa-jiwamu yang mulai berusaha masuk perlahan dalam ingatanku. Tetapi selalu.membuatku diam dan terpaku seperti ini. Apakah kamu selalu memperlakukan semua perempuan seperti ini ? Atau hanya sikap pendiammu yang selalu berhasil membuat mereka ingin hatinya kau taklukan?
Aku satu diantara mereka yang sudah kau buat kosong. Aku satu diantara mereka yang berhasil kau buat diam kaku. Aku satu diantara mereka yang berhasil kau buat berharap berlebihan. Dan aku satu diantara mereka yang pernah menangisimu tanpa alasan.
Kamu selalu berhasil menarik mataku untuk memfokuskan semua pandangan ke arahmu. Tahukah kau ? Aku seperti hantu yang selalu menghantuimu di setiap hal yang kau lakukan malam itu. Denga jarak sedekat ini aku bisa menciumi aroma tubuhmu. Tahu segala hal yang kau lakukan malam itu. Aku tahu.
Aku ingin memandangimu lebih lama, meniadakan segala hal yang ada disekitar kita. Lalu pada akhirnya kamu yang akan tetap menjadi satu hal pasti dipandanganku. Malam itu ada hal yang paling aku takuti darimu, senyumanmu yang tiba-tiba datang menatapku. Aku beku dan kamu selalu berhasil membuatnya leleh lagi. Hampir semua hal yang berhubungan denganmu selalu berhasil aku sukai. Aku suka rambutmu yang kadang acak-acakan itu, aroma tubuhmu yang kau bawa dari rumahmu saat hujan dan sikapmu yang selalu misterius.
Malam itu berakhir tanpa perpisahan. Tubuhmu sudah tidak duduk berdampingan lagi, wajahmu sudah tak sedekat bayanganku dan aku akan mengingat hari itu.
Pertemuan, iya aku akan merindukan hal tersebut. Setelah sekian lama cerita ini dimulai, semua akan tetap menjadi misteri di pengakhiranya. Antara kehidupanku dan kehidupanmu akan berjalan sendiri-sendiri lagi. Sedangkan diantara hal-hal yang pernah kita coba satukan akan tetap menjadi cerita klasik. Entah, kapan semua akan tetap seperti ini. Apakah sudah berakhir? Senyawa-senyawa yang kadang menjalar diseluruh tubuhku karena kedatanganmu. Ataukah jiwa-jiwamu yang menenangkan itu akan datang lagi menyapa, sekedar tersenyum mungkin?
Aku ingin terbang dan menangkapmu lagi. Melewati hal-hal yang tidak sengaja mempertemukan kita. Sesuai apa yang telah digariskan, aku hanya ingin pulang dan singgah. Lalu, mendapatimu disana. Terlalu sulitkah permintaanku? Sementara bidadari-bidadari yang selalu datang dan memintamu untuk menerima hatinya akan tetap selalu ada. Pertemuan diantara senja dan gelap itu adalah perpaduan yang tidak ada duanya, saat matahari tidak pernah meminta izin untuk pergi dan malam tak pernah permisi untuk datang.
Aku tidak akan selalu berhasil menemukan kamu.
Ketika cerita dan tulisan ini berakhir. Aku hanya berharap masih ada pertemuan tanpa sengaja itu. Walaupun hanya percakapan-percakapan kecil dan pandangan yang selalu menjadi rahasia. Aku ingin bertemu lagi dan duduk disampingmu. Pengakhiran ini untukmu dan untukku. Dan hanya kita yang tahu isi pesan-pesan singkat yang lebih padat dari pada percakapan malam itu.
Aku pergi, dia pergi. Sementara tidak akan pernah menyatu ada satu hal yang akan terus menjadi saksi. Selembar kertas berwarna merah.
astridyp
Reviewed by Useron 06 Juni 2013
Rating:
0 comments