Kepada Hujan

By astridyp - February 24, 2012

Hujan kau kenanganku 
Melebihi dari apa yang tak kau tahu
Menetes perlahan menyelimuti tanah yang kering lalu lembab
Hujan kau ingatanku
Saat matahari tak lagi menyinari
Kau mendinginkan dengan berjuta kesegaranmu
Menjelaskan betapa riuhnya bumi saat petir ikutimu
Hujan kau dengarkanku?
Saat aku lelah untuk mendengar caci dan basi
Mempresepsikan bahwa jiwaimu jiwaiku

Aku suka hujan entah ! Bagaimana dan mau jawab dengan alasan apa. HUjan selalu menginspirasiku. Prosesnya sendiri selalu sama. Menetes gitu dan aroma hujan mulai tercium sekilas. Hambar dan sudah terasa. Matahari begitu dia dipanggil untuk ditutupi gumpalanv awan hitam dan abu-abu. Dia tak mengeluh hanya menyembunyikan sinarnya untuk sebagian tempat yang butuh air saat hujan. Yah, ikatan mereka begitu kontras. Jarang menemukan satu sisi dimana mereka harus saling menemukan atau mungkin hal yang paling sederhana saja saat tidak sengaja dipertemukan dan hanya sebentar. Mungkin itu langka dan hujan dengan aroma tanahnya sigap untuk memberikan air sedangkan matahari siap untuk mengeringkan menghancurkan segala aroma tanahnya dengan kombinasi indah untuk sebuah kesegaran.

Hujan ? Aku mendengar rintikmu setiap kali kau memberikan nada terindah di tanganku lewat sepercik air yang tak hangat namun dingin. Menyiratkan kadang hangat tidak begitu berarti saat dingin sudah menyelimuti. Kadang sepi tak begitu mengakhiri saat gemericik hujan menetes deras di bumi. Seumpama jingga tak tagi memancarkan warna akankah terganti dengan putih ? Atau malah hitam? Jawab aku hujan!Aku hanya melihat seongok kilat dengan warna yang indah diikuti beberapa sahutan suara yang mengetarkanku. 


Kaca disini sudah mengembun perlahan. Mengelupas energi panas dan kau gantikan. Dia mengangapmu sahabat bukan? Saat aku sentuh kaca itu dan hanya dingin yang aku rasa. Sejak kanpan kalian bersahabat? Apakah selalu ceria? Selalu bahagia? Bersama? Ataukah kalian punya halangan yang membuat kalian kadang redup? Tak ingin saling komunikasi hanya saling memandang dari kejauhan. Saat bumi tidak mengizinkan kalian untuk bertemu. Apakah itu sakit? Sulit? Atau bagaimana tolong ceritakan. Aku ingin mendengarnya.


Hujan jangan benamkan aku 
Saat aku masih dalam keadaan tak sanggup bertahan
Hujan maukah kau jadi sahabat ku?
Menemaniku dengan berjuta dinginmu?
Memberikan warna tersendiri untuk mendinginkanku?
Pagi atau malam kau datang?
Akan aku sediakan payung dan tertawa bersamamu
Hujan jangan datang pada musim tertentu
Hujan jelaskan ya
RInduku pada bumi yang dulu ku bangga
Aku ingin bumiku kembali harum dengan aromamu
Untuk hujan dan Redup


astridyp

  • Share:

You Might Also Like

0 comments