Jadilah Bulanku, Februari !
Tulisan pertama di bulan Februari ini tak seperti bulan-bulan sebelumnya. Banyak hal yang sengaja dilalui terpaksa karena ada sebagian dari hidup yang hilang tanpa sengaja. Bagian yang seharusnya masih melengkapiku. Hal itu seperti sudah dibui. Menerangkan dengan mendramatisir. Siapa tahu? Takdir akan jauh lebih indah setelah ini. Bukankah setiap hal memiliki beban dan aturan yang berbeda? Disini aku hanya berperan sebagai manusia biasa yang mempunyai kekurangan dan kelebihan, mempunyai sisi terang dan gelap akan tetapi aku masih mempunyai keunikan yang orang lain tak punyai.
Prinsip Februari tahun ini :
“Jika kau menjatuhkan aku satu kali maka akan ada kata “terimakasih” karena dengan cara seperti itu aku akan tahu caraku bangkit dengan semangat yang lebih biesar. Mungkin bukan sekarang tapi masih ada nanti bukan?”
Bisakah aku mengenalmu lagi Februari? Sementara kau menyuruhku untuk memahami. Jelaskan caranya! Bagaimana aku harus mengenalmu lebih dalam. Jika aku harus menggaris bawahi kata “batasan” dalam konteks ini. Februari, apakah akan menjadi bulanku? Bulanku yang terang? Aku selalu iri saat semua orang mampu menemukan bulan yang menawan tapi tak rupawan. Apakah masih terhalang awan? Atau hanya janji seorang pangeran?
Aku ingat lampu merah, hijau dan orange di persimpangan jalan. Itu mampu membuat smeua orang berhenti, bersiap-siap dan melaju. Apa? Aku harus mempunyai itu ataukah disisi lain aku menemukan suatu proses yang dapat membuatku ada untuk berhenti, ada untuk bersiap-siap dan ada kalanya untuk melaju. Jangan uji aku Februari. Pintalah matahari bersinar lebih lama agar aku tak menemui malam yang panjang. Dengan beberapa hal yang tak aku senangi. Tunjukan padaku Februari yang indah. Setelah awal tanggalmu membuat aku berharap pada satu hal. Sudah! Cukup! Aku tak mau membahas ini terlalu lama. Aku ingin tak menyerah tak lelah atau sekedar mengucap kata “sudah”.
Memang kadang seseorang juga tak sanggup bersabar lama. Tapi tidak seperti bulan, yang hanya datang satu kali dalam tiga puluh hari atau bahkan kurang. Hanya datang satu kali dlam dua belas bulan. Itu lama kenapa kau sanggup bertahan? Butuh proses bukan? Aku juga! Saat aku tak harus berpikir lama mengucap kata “maaf” tetapi berpikir lama untuk memahaminya. Memang semudah itu? Setelah kepercayaan ditanam lama dan musnah atau berlalu. Ijinkan aku mengatakan dan merangcang semua hal yang aku rasa indah di Februari. Membuat daftar dari A-Z yang lebih luar biasa. Bisakah?
Kepada Februari . . .
Sempatkan aku berlari
Meluapkan perasaan hati
Dan masih tetap menari
Tak peduli bulan atau matahari
Tetap saja akan meneguhkan janji
Untuk esok dan nanti
Mengharap sang bisai
Tidak terbiasa untuk cukup memahami
Februari harapanku masih banyak, jauh dan tak hilang. Hanya sekilas yang dapat ku tulis untuk Februari, bulan ke dua di tahun 2012.
astridyp
0 comments