Apa arti kemerdekaan bagimu?

By astridyp - August 24, 2011


Apa arti kemerdekaan bagimu?
Our intention to start a small deed that would have a major impact for ourselves, our nation and of course Indonesia ( Kita awali sebuah niat dengan perbuatan kecil yang nantinya akan berdampak besar bagi diri sendiri, kita dan tentunya Bangsa Indonesia) ”


INDONESIAKU, KEMERDEKAANKU
Setiap tinta yang aku gores
Berhembus kata kemerdekaan
Aku tak sadar seberapa lama 
Bangsaku merdeka
Bangsaku bebas dari jajahan
Atas perjuangan para pegabdi bangsa
Terimakasih, semua arwah yang telah mendahuluiku
Aku akan meneruskan jasa dan pegabdian kalian
Tidak terasa sudah 66 tahun Indonesia merdeka. Mengenal arti dan kata merdeka yang sepertinya masih miris kita terapkan. Merasa merdeka dan tidak terbelenggu oleh penjajahan lagi yang membuat kita seperti manusia bodoh dan sangat menyengsarakan kita. Sebuah kemerdekaan yang tidak dilakukan secara bertele-tele dan dengan begitu saja kita dapatkan, melainkan diawali oleh sebuah niat yang sudah menjadi tugas kita untuk negara atau diri sendiri. Melakukan perjuangan seperti pahlawan kita yang mampu memproklamasikan suatu kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Tidak peduli nyawa, banyaknya cucuran darah yang terlanjur terurai atau harta yang akan hilang demi melakukan itu atau bahkan pengorbanan jiwa raga para pejuang kita.
 Usaha para pahlawan pengabdi negara untuk bangsa Indonesia meraih Kesatuan Negara, Persatuan Bangsa, dan Keutuhan Suatu Negara yang melewati waktu sangat panjang. Penjajahan Belanda selama lebih dari 3 abad yang telah menjerumus dalam romusha dan pembodohan lainnya. Akan tetapi pada abad ke 19, kesadaran bangsa Indonesia mulai timbul, satu demi satu masyarakat sadar bahwa ini adalah negara dan bangsa mereka bukan negara yang tidak seharusnya dijajah seperti ini. Saat itu  keadaan negara kita yang sudah terlanjur tercerai-berai akibat penjajah berlaku sewenang-wenang dan mudah mengadu domba antara satu budaya dengan budaya lain agar tidak memungkinkan dan tidak menginginkan negara kita meraih suatu kemerdekaan yang benar-benar bebas.
Mereka para pahlawan tanpa tanda jasa, perkasa dan terpuji tak mengenal kata lelah atau sekedar mengeluh kerena bagi mereka kemerdekaan dan kebebasaanlah yang akan mereka raih di antara perjuangan dan semua cobaan ini. Berawal dari perjuangan seorang Boedi Oetomo tahun 1908, kebangkitan mulai bersemi, semua masyarakat mulai berdiri untuk menata ulang semangat nasionalisme pribadi masing – masing serta segala aspek pendidikan mulai diperhatikan dan tentunya usaha mencapai sebuah kemerdekaan. Kesadaran politik yang timbul lalu mulai menghimpun segala kemampuan dan rasa peduli rakyat pada golongan melalui partai politik yang mempunyai sifat kebersamaan, kesatuan dan nasionalisme yang tinggi. Waktu 20 tahun yang dibutuhkan saat itu untuk dapat menumbuhkan rasa nasionalisme tersebut yang pada akhirnya menghasilkan rasa kesatuan dan kebangsaan dalam Sumpah Pemuda tahun 1928 menyatakan bahwa tekad rakyat Indonesia untuk hidup sebagai Satu Bangsa, dalam Tanah Air Indonesia dengan satu bahasa yaitu Bahasa Indonesia. Selain perjuangan Boedi Oetomo ada pula Pangeran Dipenorogo dengan perang gerilya, perang yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi walaupun pada keadaaan tersebut beliau sedang sakit. Itulah semangat para pahlawan kita yang wajib kita teladani. Jasa mereka dari 0 sampai titik darah penghabisan sangatlah berdampak positif bagi negara dan masyarakat Indonesia yang pada akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 bertempat di rumah presiden pertama kita, Ir. Soekarno  di Jln. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta pukul 10.00 WIB ditemani dengan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang pada dasarnya mengegaskan bahwa bangsa Indonesia yang telah bangkit dan bersatu itu ingin dan bertekad untuk hidup dalam Satu Negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasila,UUD 1945, Negara Kesatuan, Bhineka Tunggal Ika adalah beberapa dari hasil musyawarah dan kesepakat untuk bangsa Indonesia yang lebih maju dan mencapai kemerdekaan. Diperlukan pula waktu yang sangat lama untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain (internasional) terhadap NKRI karena hal tersebut adalah salah satu faktor berdirinya suatu negara. Konferensi Meja Bundar (KMB) di Denhaag 1949 adalah koferensi yang menyatakan bahwa Indonesia telah merdeka dan berhak mendirikan suatu negara (Indonesia). Akan tetapi entah berapa banyak nyawa yang sudah terlanjur melayang demi meraih kemerdekaan. Entah berapa banyak para kuncup-kuncup bunga kepahlawanan yang sudah mekar lalu mulai gugur satu demi satu. Cucuran keringat, peluh, air mata dan darah telah menjadi teman paling setia saat itu. Seiring dengan perkembangan zaman pemerintahan yang silih berganti dengan koalisi partai politik yang berubah-ubah menimbulkan suatu pertentangan ideologi yang disebabkan oleh rasa keagamaan dan rasa kebudayaan atau kedaerahan terlalu kental, sementara bangsa asing masih terus mengintai untuk melihat Bangsa Indonesia tercerai berai.
Sebuah kata kemerdekaan memang belum dapat membuktikan bahwa negara kita ini memang benar-benar bebas dari jerat para penjajah. Penjajah diri kita sendiri, masyarakat atau nafsu kita sendiri untuk melakukan segala apapun dengan instant tanpa sebuah perjuangan, hawa nafsu yang mampu menyesatkan kita dan hampir membuat kita mematikan semangat perjuangan yang dulu telah diturunkan para pengabdi negara. Lagu “Maju Tak Gentar” itulah semangat para pahlawan yang telah mendahului kita. Mereka maju terus dan tidak pernah gentar walau tembakan dari senapan laras panjang sudah mulai berbunyi. Hanya lewat lagu yang singkat tetapi memiliki arti yang mendalam bagi semangat mereka. Kebodohan, kemiskinan masih meraja rela di setiap tempat ada saja orang yang bernasib seperti itu. Para korupsi yang masih dengan enaknya melenggang - lenggang diantara uang negara. Juga perekonomian di negara kita yang masih berkembang ini, tergantung kepada negara lain. Hutang dengan IMF yang jumlahnya tidak sedikit lagi.
Sebenarnya semua itu mudah saja kita atasi sehingga negara kita ini memang benar-benar merdeka dalam aspek apapun karena itu memang sudah menjadi tanggung jawab kita bersama yang sudah kita raih secara susah payah dan pengorbanan yang tidak sedikit serta menjadi tugas kita, sebagai generasi penerus bangsa.
Dalam semua hal yang mencakup kata kemerdekaan. Bukan berarti kita harus berhenti melakukan suatu hal yang baik. Bukan berarti kita harus diam untuk melakukan sesuatu yang dikiranya benar. Dan bukan berarti kita masih puas dengan kemerdekaan yang sudah kita capai dulu. Kemerdekaan bukan hanya satu kali, melainkan setiap kali kita melakukan suatu usaha, semangat, kerja keras yang membuahkan suatu keberhasilan. Itulah yang biasa disebut dengan kemerdekaan sesungguhnya. Kemerdekaan yang tidak hanya kita raih secara sesaat atau sehempas angin berhembus. Tetapi kekal seperti nadi yang sudah terlanjur melekat dan semangat nasionalisme yang sudah tertanam jauh didalam budaya, hati, rasa dan kesatuan Bangsa Indonesia. Walaupun dikalangan masyarakat seringkali timbul pandangan yang pesimidtik. Akan tetapi terdapat jiwa optimistik yang masih cukup kuat, nasionalisme bisa disebut “baik”, sebab sebagian dari rakyat Indonesia masih teguh terhadap jiwa patriotisme atau semangat patriot, cinta bangsa dan tanah air Indonesia. Semua hal itu akan sulit terwujud apabila diri kita sendiri tidak menyadarinya oleh upaya-upaya yang serius :
a.       Adanya toleransi, suaru kerukunan dalam perbedaan agama, budaya atau suku.
b.      Pemerintah membangun ekonomi di semua daerah, termasuk daerah terpencil sekaligus secara merata dan adil.
c.       Adanya penegakkan suatu demokrasi antara yang satu dengan yang lain, tidak anarki,  
Semangat nasionalisme memang sangat berhubungan erat dengan negara dan warga negara. Dengan terbentuknya negara atau bangsa maka yang paling penting adalah siapa dan bagaimana warga negara tersebut dapat mengendalikannya serta dapat menjadi warga negara yang baik. Kesadaran diri suatu bangsa memang sering kali disebut dengan nasionalisme dan merupakan konsep dimana seseorang meletakkan kesetiaan tertinggi kepada suatu negara. Indonesia termasuk dalam negara modern yang didasari semangat nasionalisme. Nasionalisme di Indonesia lahir pada abad 20 dengan adanya organisasi Boedi Oetomo yang menghasilkan ketetapan sumpah pemuda. Akar dari nasionalisme sendiri muncul setelah para pemuda belajar dari Bangsa Belanda yang memunculkan nasionalisme modern karena melampaui batas – batas etnis.
 Setiap orang memiliki beberapa pandangan masing-masing dengan pertanyaan tersebut, pertanyaan mengenai arti kemerdekaan bagi mereka, tak terkecuali saya. Minggu ini saya melakukan beberapa pengamatan dan perbandingan antara kemerdekaan tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya. Melakukan beberapa analisis, beberapa jawaban dari teman-teman saya di SMAN1 Jetis (http://www.sman1jetis-bantul.sch.id ) dengan pertanyaan tersebut. Berikut jawabannya :
Arti kemerdekaan bagimu?
a.       Astrid Yulinda P (XI IPS 1)
Kemerdekaan bagi saya adalah sebuah perjuangan dan kebebasan yang didapat dengan suatu pengorbanan secara langsung ataupun tidak langsung sekaligus berdampak besar bagi masyarakat. Bukan berarti bebas melakukan hal-hal yang berdampak negatid akan tetapi hal yang dapat memberikan efek positif bagi diri sendiri maupun orang lain karena suatu perubahan kecil akan sangat berdampak besar bagi bangsa.
b.      R. Wahyu Asa PM (XI IPA 1)
Kemerdekaan adalah bebas dari neraka dan belenggu keterikaan dengan bangsa lain.
c.       Khafid Sholeh (XI IPS 2)
Menurut saya kemerdekaan adalah sesuatu yang bebas dari semua masalah dunia akhirat.
d.      Ade Rahma Damayanti ( XI IPS 1)
Kemerdekaan adalah kita bebas, bebas dalam arti kita menjalankan hidup dengan aturan kita sendiri bukan diatur lagi oleh orang lain.
e.       Desi Suharyanti (XI IPS 1)
Kemerdekaan adalah hidup bebas tanpa harus ada beban, bukan harus tergantung dengan yang lain. Hidup nyaman tanpa gangguan, hidup yang menyejahterakan diri sendiri merdekaan mulai dari dalam.
f.       Erika Wijayanti (XI IPS 2)
Kemerdekaan adalah suatu cita-cita bangsa yang harus di junjung tinggai dan diamalkan dengan menghargai para jasa pahlawan.
g.      Dimas Dwi Prasetyo (X2)
Kemerdekaan adalah  sebuah kebebasan yaitu bebas berekspresi, berdaulat, berekonomi, berpolitik dan beragama.
h.      Deslaz Rannu Handicha (X2)
Kemerdekaan bagi saya adalah tidak memiliki arti apa-apa jika kita tidak bisa berbuat banyak untuk diri dan orang lain terutama orang yang membutuhkan kita dalam berbagai hal yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan saya. Dalam ilmu filsafat ada pendapat bahwa sebenarnya kemerdekaan itu suatu yang nisbi, karena sepanjang namanya hidup pasti kita terikat dengan aturan atau norma baik norma agama, sosial, ataupun norma yang bersifat hukum alam. Jadi kemerdekaan kita tetap dibatasi dan bagaimana kita menterjemahkan kata merdeka saja.

Kesimpulannya:
Kemerdekaan adalah suatu perjuangan yang didapat dari pengorbanan baik langsung maupun tidak langsung yang menghasilkan suatu kebebasan tanpa harus ada beban, tidak tergantung kepada negara lain, bebas berekspresi, berdaulat, berekonomi, berpolitik dan beragama dan menjujung tinggi cita-cita bangsa yang harus diamalkan dengan mengharagai para jasa pahlawan.

Kemerdekaan antara individu satu degan lainnya memang mengartikan berbeda. Tetapi inti dari pendapat masing-masing adalah sama. Di tilik kembali dari berbagai aspek, hal- hal yang mempengaruhi kemerdekaan :
Suatu individu dapat menciptakan suatu komunitas atau kelompok yang berawal dari sebuah perbuatan kecil yang nantinya akan berdampak besar bagi bangsa. Seperti perjuangan pahlawan kita, yang juga berawal dari seorang pejuang lalau mengumpulkan semangat dan mengajak teman-temannya untuk dapat meraih suatu kemerdekaan yang membutuhkan perjuangan besar. Mereka tidak mengenal putus asa dan atau rasa saling iri. Karena bagi mereka putus asa itu sama dengan sebuah kapal yang berhenti mendayung diantara kerumunan ikan hiu yang siap menerkam dan rasa iri bagi mereka adalah rasa yang sangat haram, tidak menghasilkan suatu manfaat yang berarti dan hanya menghasilkan suatu konflik. Semua berbagi satu sama lain, kebersamaan untuk niat dan tekad yang sama. Sebuah kemerdekaan berawal dari setiap individu yang mulai sadar untuk memperjuangkan kebebasan di Indonesia. Kebebasan dari bangsa lain yang terlalu menganggap remeh dan membodohi kita.
Itulah hal yang menurut saya paling mempengaruhi. Niat untuk merdeka sudah terlanjur tertanam di hati mereka. Kita adalah pengamal dan pengabdi mereka untuk dapat melanjutkan perjuangannya. Bukan malah bertele-tele menghabiskan uang rakyat dan melakukan hal yang berbelok dari perjuangan pahlawan kita yang telah gugur. Masyarakat sekarang cenderung mengatakan dari pada melakukan suatu perubahan, perbuatan atau membenahi diri sendiri.                    
 Ada beberapa faktor yang menurut saya sangat miris dengan keadaan negara kita sekarang. Negara yang masih puas dengan kata kemerdekaan yang dulu dicapai dengan susah payah tetapi bagi saya hal itu masih belum merdekan dari berbagai aspek politik. Terlalu banyak tikus yang menggerogoti uang negara padahal masih banyak rakyat membutuhkan uang tersebut untuk membuat lapangan kerja baru sehingga berkurangnya suatu pengganguran. Berikut faktornya menurut yang sangat miris dengan kemerdekaan beberapa tahun lalu dengan sekarang:

1.      Faktor Usia
Seseorang akan merasa bersemangat mengikuti serangkaian kegiatan kemerdekaan saat anak berusia 5-12 th. Sedangkan seorang yang usianya lebih dari itu cenderung menonton televisi atau pergi bersama teman-temannya. Arti yang berbeda dengan semangat para pejuang kita yang dulu rela berkorban berapapun usia mereka. Contohnya : Seorang pahlawan yang sudah tidak asing lagi di telinga kita R.A Kartini yang pasa saat itu tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena mengecam suatu pendidikan  hanya kaum laki-laki yang boleh. Sampai R.A. Kartini memperjuangkan kesetaraan gender (emansipasi) antara hak perempuan dan laki-laki. Beliau berjuang agar kaum perempuan dapat mendapatkan pendidikan yang layak karena menurutnya antara laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk melakukan sesuatu dan mendapatkan sesuatu, baik itu seorang perempuan mendapatkan pekerjaan seperti laki-laki jika dia sanggup dan mampu melakukannya atau seorang laki-laki yang mampu mengerjakan pekerjaan seorang perempuan. Hasilnya adalah beliau bersekolah di salah satu sekolah Belanda dan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Itulah dampak positif yang dapat kita (kaum perempuan) rasakan sekarang.
2.      Faktor Globalisasi
Orang-orang dulu belum mengenal tekhnologi seperti zaman sekarang ini. Mereka lebih mengutamakan tradisional dan budaya masing-masing. Baru 6-7 tahun ini beberapa kecangihan tekhnologi datang seiring dengan perkembangan zaman. Awalnya hanya beberapa warga masyarakat yang memperdulikan hal itu akan tetapi semakin lama hal itu dirasa butuh untuk semua kalangan. Seperti handphone. Era globalisasi memang berdampak positif dan negatif bagi semua kalangan.
      Dampak positif :
-          Warga di negara tercinta kita dapat mengenal tekhnologi.
-          Tidak ketinggalan zaman (jadul). Itulah kata yang sering di ucapkan kalangan remaja yang mendorong mereka untuk semakin mendapatkan tekhnologi yang lebih dari sekarang. Seperti pada pelajaran agama bahwa seseorang tidak akan pernah puas dengan apa yang akan dia dapatkan sekarang.
-          Mendapatkan pengetahuan yang lebih.

Dampak negatif:
-          Mulai berkurangnya minat masyarakat untuk mengunjungi suatu museum yang menyimpan beberapa benda berharga atau arsip negara yang mempunyai arti penting di kemerdekaan Indonesia. Kebanyakan dari mereka lebih memilih pergi ke usat perbelanjaan atau sekedar menghambur-hamburkan uang.
-          Berkurangnya ketertarikan masyarakat dengan hal-hal yang bersifat tradisional. Seperti seorang akan pergi ke cafe atau restaurant dari pada menghargai warung-warung tradisional di sekitar mereka. Alasannya simpel, itu karena gengsi dan mudahnya produk luar negeri membuat sugesti. Semua itu miris sekali dengan perngorbanan para pahlawan kita yang mulai dilupakan dan menghargai suatu hal yang memang harus. Ada satu dari beberapa pahlawan kita yang sampai sekarang masih hidup akan tetapi pemerintah sendiri tidak memperdulikan atau minimal memberi tunjangan selama hidupnya.
3.      Faktor Budaya
Faktor ini sebenarnya masih bersinggungan dengan faktor globalisasi. Karena budaya yang merupakan faktor utama yang bisa menentukan ada atau tidaknya rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Budaya negative, baik dari budaya barat ataupun budaya dari dalam masyarakat sendiri sangat berpengaruh terhadap hal tersebut. Dari budaya barat menularkan gaya hidup mereka seperti loyal, free sex dan kehidupan yang bebas lainnya. Inilah yang membuat rasa cinta tanah air dan peduli dengan bangsa sendiri semakin terkuras. Para remaja yang lebih mengangung-agungkan tokoh-tokoh dari bangsa lain ketimbang bangsa sendiri memang tidak sesuai dengan jati diri bangsa kita dan membuat mereka semua lupa akan pengorbanan dan perjuangan yang pernah kita miliki bersama disaat meraih sebuah kemerdekaan serta rasa persatuan dan kesatuan, rasa nasionalisme yang tinggi sekaligus rasa yang menginginkan adanya perubahan.
4.      Faktor Ekonomi
Pada tahun 1997 krisis moneter melanda dunia dan hal itu sangat berdampak besar bagi Indonesia. Kemiskinan, pengangguran, perekonomian yang lemah, krisis politik, krisis kekuasaan dan krisis kepercayaan nasionalisme. Tingkat kemisikinan yang memiliki angka sangat tinggi dan pengangguran dimana – mana yang setiap harinya semakin bertambah membuat rasa akan bangga terhadap bangsa sendiri sedikit memudar. Halv ini yang membuat keterkaitan dengan ekonomi adalah seseorang yang miskin dan kurang mengecam pendidikan akibat pengangguran akan mengurangi rasa nasionalisme dan tidak mau tahu arti kata “merdeka” bagi mereka. Karena untuk mengurus diri sendiri, keluarga atau orang lain saja susah apa lagi harus ikut serta menyemarakkan kemerdekaan.
Perbedaan dengan tahun lalu adalah biarpun makan susah atau mengurus diri sendiri susah. Mereka masih tetap memperdulikan arti sebenarnya dari sebuah kemerdekaan yang setiap setahun sekali di ulang pada tanggal 17 Agustus.
5.      Faktor Geografis
Komposisi geografis Indonesia sebgai negara kepulaian memang sangat berengaruh. Banyak sekali pulau-pulau kecil yang terletak diantara perbatasan NKRI dan negara lain. Pada awalnya, ketentuan Hukum Internasional (HI) yang dirumuskan oleh negara-negara kolonial, kedaulatan Indonesia dilaut hanya sampai 3 mil laut dari pantai masing-masing pulau. Dengan demikian laut atau pulau antar Indonesia dapat dimanfaatkan oleh siapa saja dan kapanpun, termasuk kekayaan alamnya. Seperti yang sudah saya jelaskan pada awal tadi bahwa Sumpah Pemuda menyatakan Satu Tanah Air tersebut berarti bahwa laut-laut yang terletak antara pulau-pulau Indonesia tanpa memperhatikan lebar dan dalamnya harus dimanfaatkan untuk memperkuatm ataupun menyejahterakan warga Indonesia. Contoh hal yang kurang diperjuangkan:
-         Pada waktu perebutan suatu pulau terjadi antara Indonesia dengan Malaysia. Indonesia memang sudah mempunyai bukti bahwa pulau tersebut masih menjadi wilayahnya. Akan  tetapi sekali lagi Indonesia memberikannya atau bisa dibilang menyerahkannya secara Cuma-Cuma nyang pada akhirnya kita kehilangan suatu pulau.
-          Pulau di daerah Batam ternyata telah dibeli oleh warga asing via online dengan harga yang sangat menajubkan. Pulau yang sekarang menjadi milik warga tersebut memiliki pemandangan yang sangat indah. Walaupun pemerintah pernah memperjuangankannya akan tetapi hasilnya masih nihil.
Itulah beberapa contoh yang menandakan bahwa bangsa Indonesia masih perlu meningkatkan suatu rasa nasionalisme dan persatuan. Memperkuat suatu perbatasan dan pengawasan lebih diatara batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga hal tersebut tidak terjadi untuk kesekian kalinya.
6.      Faktor Sosial
Sosialisasi adalah sebuah interaksi antara individu satu dengan lainnnya. Interaksi inilah yang menurut saya sangat bisa saling memperngaruhi antara individu satu dengan lainnya. Bukan hanya itu saja, sebuah individu akan memulai hal baru dan meninggalkan hal lama.
Contohnya :
-          Artis luar negeri datang dan mengadakan tour ke Indonesia. Di hari yang sama musisi asal Indonesia juga mengadakan konser. Mana yang akan lebih dipilih? Pasti artis luar negeri tersebut. Semua itu karena faktor gengsi pada kalangan remaja. Bila tidak menonton konser tersebut akan mendapatkan sindiran atau cibiran dari teman-temannya. Faktor waktu, karena artis mancanegara tersebut belum tentu datang untuk ke dua kalinya di Indonesia. Faktanya, di Indonesia sendiri masyarakat jarang menghargai sebuah karya atau aspresiasi terhadap hal yang berbau Indonesia. Padahal tidak banyak juga artis Indonesia yang lebih mendapat kehormatan dan aspresiasi di luar negeri. Bagaimana kita dapat mendapat kemerdekaan yang benar-benar merdeka jika menghargai saja kurang di negara ini?
-          Walaupun ilmu sejarah sudah diajarkan sejak kecil akan tetapi masih banyak yang tidak mengerti arti kemerdekaan sesungguhnya bagi kita bangsa Indonesia.
 Lari dari faktor-faktor yang masih miris tersebut. Kita sesungguhnya dapat mengamalkan beberapa pengabdian mereka.
£   Berbakti kepada Allah, orang tua serta menghormati guru dan menghargai endaat orang lain.
£   Menamai tempat-tempat (stasiun, bandara, museum dll) dengan nama pahlawan kita.
£   Peduli terhadap lingkungan kita.
£   Tidak mudah putus asa seperti pahlawan kita.
£   Melakukan hal kecil untuk sebuah perubahan yang besar di kemudian hari.
£   Memberantas para korupsi.
£   Tertib membayar pajak.
            Saya percaya bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dan para pemimpinnya tidak akan pernah kehilangan sutu semangat juang, visi misi, berfikir dahulu sebelum melakukan suatu tindakan serta tetap berbakti, mengabdi dan berjuang untuk Indonesia kapanpun dan dimanapun. Rasa nasionalisme yang telah ada semenjak zaman perjuangan melawan penjajah akan semakin mengalami penipisan atau pengurangan. Negara kita menganut Nasionalisme Pancasila yang menegaskan bahwa  dalam suatu nasionalisme kita tidak hanya mencintai Bangsa dan Negara Indonesia sendiri tapi juga menghormati bangsa lain. Semoga generasi sekarang dan generasi yang akan datang mampu melanjutkan semangat dan perjuangan para pahlawan kita agar tetap menjadi yang  terbaik ataupun lebih baik dari itu.


Daftar Pustaka :


Buku Pkps, Erlangga, kelas V SD


Buku Pkn, kelas VIII

Referensi :


http://www.jembatanselatsunda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=100:perjuangan-panjang-dan-mahal-bangsa-indonesia-mencapai-persatuan-dan-kesatuan-&catid=37:artikel&Itemid=59#JOSC_TOP


http://andriewongso.com/awartikel-1786-Artikel_Tetap-Mensyukuri_Nikmat_Kemerdekaan

  • Share:

You Might Also Like

0 comments