Kawah Ijen di pagi hari sungguh nikmat yang sanggat indah.

My first travel blog. Ehehe. Jadi kali ini akan ada cerita yang lumayan panjang tentang perjalanan nekat ini. Oke, lets play the games!

Traveling kali ini disponsori oleh beberapa hal yang unexpected, karena aku sama sekali tidak pernah pergi jauh dengan keadaan kaya gini. Diawali dengan asumsi bahwa otak, badan, mata dan jerih payah setelah melalui banyak rintangan mengerjakan skripsi. Akhirnya, sebelum sidang Merry post di ig story tentang niatnya untuk traveling di Kawah Ijen. Nah, karena ingin dan harganya murah lalu ku putuskan untuk join sama dia. Ohiya, beruntungnya lagi kita dapet tiket kereta api promo dengan harga tujuh puluh ribu untuk eksekutif! Jadi, PP totalnya 140 ribu! Haha.

Setelah wisuda dan setelah banyak kejadian yang dialami dalam satu waktu akhirnya aku, Merry dan Intan (temen jurusannya Merry) akhirnya berangkat sekitar akhir September 2017. Kereta berangkat pagi sampai di Surabaya siang. Jadi nanti akan ada jasa travel yang menjemput kita pake mobil jenis van. Sesampainya di Surabaya, kita kelaparan. Masalah klasik wanita-wanita yang nekat pergi hanya bertiga tanpa penjagaan lelaki satu pun. Apa yang kita lakukan? Saking bingungnya, ingin gofood tapi ragu, ingin makan di stasiun tapi males, dan akhirnya kita memutuskan untuk lihat maps untuk nyari tahu ada apa aja di sekitaran Stasiun Gebeng ini. Dan kita memutuskan untuk ke Mekdi dengan rute perjalanan (jalan kaki) seperti ini.

Rute ini ditempuh dengan ketidaktahuan kondisi tata kota di Surabaya (sekitaran staisun). Alhasil sempet nyasar tapi masih bisa tanya. Modal bawa tas gedhe, nekat jalan kaki, nyusuri fly over, nyebrang jalan gedhe dan kita sampai ke Mekdi :')

Kalau ada yang tanya kenapa endingnya milih Mekdi padahal di stasiun banyak makanan, ya salah satunya karena pengen ngadem istirahat dan leha-leha sesuka hati. Walaupun pas sampai sana, super duper ramai. Kesel pengen mandi karena saking panasnya situasi, tetapi mager gegara bawaan yang banyak. Ya! Wanita! Nah, karena dijemput travelnya sekitaran jam 3 apa 2 ya lupa. Kita akhirnya putusnya untuk kembali dengan niat jalan kaki seperti tadi. Kalian tahu? Kita harus muterin jalan dengan garis ijo itu sampai stasiun. Pas ini kepikiran naik gojek tapi jalanan di kota ini banyak sekali yang satu arah dan muternya jauhhhh. Jadilah kita olahraga di siang hari. Diet.

Setelah itu kita dijemput sama van warna abu-abu dengan beberapa orang crew dan peserta yang ikut open trip ini juga. Asiknya, karena cuma dikit yang ikut jd kursi yang tadinya buat bertiga atau berempat cuma diisi dua aja. Leha-leha. Walaupun, lucunya travelnya nggak kasih perkenalan dari awal yang membuatku sangat tidak suka.

Perjalanan selanjutnya adalah Surabaya menuju Banyuwangi dan baru tahu kalau Banyuwangi pojok banget. Nyebrang dikit udah Bali :( Diperjalanan ya kaya pas tour waktu SMA aja. Dilewatin tempat makan sebelum sampe Banyuwangi, nah tempat makanya ini sama kaya dulu pas SMA. Di sini banyak kamar mandi (ada air panasnya juga). Akhirnya, kita bertiga mandi! Perjalanan Surabaya - Banyuwangi (Kawah Ijen) ini cukup memakan waktu yang lama. Baru sekitaran jam setengah dua kita sampe di area pendakian. Persiapan, dan akhirnya mulai ndaki. Kesalahanku di sini adalah, tasnya tak bawa padahal bisa ditinggal di van.

Emmm, buat kalian yang ingin mendaki ke kawah ijen, mending pakai sepatu gunung, atau sepatu/ sandal yang bawahnya nggak tepos ye! Kenapa? Karena emang terjal banget, pas turun juga curam. Ohiya, di sini kalian bisa menemukan beberapa penambang belerang yang bisa bantuin kalian naik sampai puncak dengan biaya 450-1 juta. Tergantung satu tumpangan itu naik saja atau pp. Sempat kepikiran taksi (sebutan kendaraan tersebut) karena sudah sambat banyak, tapi alhamdulillah guide, Merry dan Intan baik hatinya (sayang uangnya juga).

Taksi Kawah Ijen!!!!

Sampai di puncak kurang lebih jam set empat. Sudah banyak orang yang sampai puncak dan bau belerangnya cukup menyengat. Lalu akhirnya kita putuskan untuk sewa masker 25 ribu. Lumayan membantu sih, buat yang nggak tahan bau belerang. Ohiya, sebenarnya kalau mau lihat blue fire harus turun sampai bawah, tetapi karena saking ramenya kami nggak turun dan ngelihatin blue fire nya dari atas.

Nah ini jepretan dari atas ya, agak blur. Jepretnya pake Canon m3 lensa kit biasa. Lumayan lah. *Ada foto yang lebih bagus tapi lupa naruhnya.

Lalu, pagi datang dan keindahan Kawah Ijen memang tidak ada duanya! Super duper bahagia bisa sampai atas sini!